Tampilkan postingan dengan label kisah lain. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah lain. Tampilkan semua postingan

I'm back!

Hey, here I am! Setelah 3 tahunan tidak menyambangi blog ini dikarenakan kehidupan yang padat merayap seperti lalu lintas Jakarta, tiba-tiba gue memutuskan untuk menulis sesuatu lagi. Something about my life and people around me. 
Well then, tidak lain dan tidak bukan adalah kehidupan cinta yang penuh dengan darah muda.. huhuyyy :D


I'm a biseksual, means I date, have sex, with both men and women.
Gue suka kedip-kedip kalo ngeliat cowok-cowok tipe Aston Kucher, tapi lebih ngiler kalo liat cewek-cewek seksi semampai.

And that was my problem.

Dari jaman SMP gw udah pacaran sama cowok, masih pacaran-pacaran monyet sih, tapi masuk itungan lah. Jaman kuliah gue mulai bereksperimen sama cowok, dari berbagai macam ras dan usia.
masa-masa itu adalah masa-masa gue yang paling naive.
Gue inget banget pernah deket sama cowok yang gue pikir "he's the one". sampe-sampe kepikiran buat nikah, and well, ni cowok ternyata ngebuntingin cewek lain.

 Huhuhu, nangis bombay deh gue ditinggal kawin :D

Tahun 2007 gue kerja di radio.
 Di radio, kalo lu nggak player, lu pasti gay or lesbian. That's the rule! :D Dan saat itu gue masuk dunia lesbian. Pacar cewek gue yang pertama, sebut saja Bebi, ketemu di Chat-room. (OMFG! That was the time of MIRC :D ) After her, I had relationship with 3 more women. and ofcourse some crush, friends with benefit or some others "catch-me-if-you-can women") Hidup, oh hidup... Gue pindah ke Jakarta tahun 2010 gara-gara patah hati sama cewek (ckckckc!), dan ketemulah gue sama si En ini. Hubungan gue sama En itungannya cukup lama, sekitar 1,5 tahun. Gue males ngebahas sifat orang, because I'm also not a perfect person. Dalam dunia cinta-menyinta disakiti dan menyakiti adalah hal yang wajar. Jadi ga bisa gue bilang si A brengsek, si B player, hanya karena gue sama mereka sudah tidak berjodoh lagi. Tapi hubungan gue sama En is the most complicated relationship I've ever had (setidaknya sampai sekarang). Sejenis hubungan yang bitter-sweet, yang on-off-on-off kaya saklar listrik :D Gak lama setelah putus sama En, gue deket sama cowok Jerman, sebut saja si Mister. Sama Mister ini gue agak bimbang, karena selain tampangnya standart banget (hehehe, maaf sayang!), doi juga aga culun. Dia nembak kira-kira seminggu setelah gue putus. Nembaknya waktu itu di Sky dining Semanggi, abis kita makan di Solaria (hahaha! kurang romantis apa coba! Solaria booo..) Gue sih iya-iyain aja, dari pada menjomblo kan yak :D
Well, awal pacaran kayanya kita berdua belum ada rasa yang gimana gitu. Guenya waktu itu malah sempet suka sama cowok lain, dan si Mister juga biasa-biasa aja. Daripada ga ada cewek kali pikirnya doi. Well, that's life. kita yang biasa-biasa aja di awal, malah ternyata bisa bertahan sampai sekarang :D 4 sampai 7 tahun yang lalu gue ga pernah kepikiran buat settle sama seseorang, ga pernah kepikiran buat nikah. But now, by living together for almost 3 years sama Mister, gue jadi berharap untuk dinikahi. Hahaha. (Agak sedih memang harapannya) but then, hey! that's life, kita harus hepi, ya nggak?!


 Jakarta, diiringi suara maghriban dari masjid,  


Buluk (yang bahagia dan berharap dinikahi)

dikira PSK


Jumat kemaren officially gw putus sama En.

Dan dengan alasan untuk melupakan kesedihan, gw dan beberapa orang temen berbondong-bondong menyambangi Venue, club yang terkenal dengan Abg-Abg asoy di daerah Kemang.

dari satu gelas-ke gelas lainnya, dari vodka ke beer, kembali lagi ke vodka, there i was, jalan sempoyongan sambil geol-geol pantat. gw mabok ga ketulungan.
Demi menghindari segerombolan cowo-cowo arab yang nampaknya bernafsu banget pingin ngangkut gw ke tempat mereka, akhirnya Mario, salah seorang temen cowo ngajakin buat pulang.

It was 4 o'clock.. gw berdua sharing taxi menuju rumah doi.
Tiba-tiba deket stasiun Cikini taxi di depan kita diberentiin sama polisi. Kena tilang nampaknya. Dan karena jalanan sempit, ga mungkin taxi kita mendahului. Kita terpaksa berenti juga.

Dan saat itulah moment antara hidup dan mati terjadi.

"fuck, my Id card is in Sandra's wallet" gw mulai adem-panas.
"o shit" Mario nampak pucat "I don't bring my passport with me"

Polisi itu dengan gagah perkasa mengetuk pintu, dan seperti biasa mengucapkan salam.
"selamat pagi ibu, boleh saya tau dari mana?"
gw mencoba akting setenang mungkin, padahal kaki uda lemes banget "dari cikini pak" gw menjawab sekenannya.
"ini kan cikini bu, boleh saya lihat KTP'nya, ibu menuju kemana memangnya?"

Si Mario lagi buka dompet, siap-siap buat ngasi duit, refleks gw rebut tuh dompet dari doi, gw liat student-card'nya.. bodo ah, gw kasi aja tuh ke polisi.

"rumah kita di jalan Surabaya, Pak" Mario dengan Indonesianya yang patah-patah mencoba menjelaskan.
"iya pak, suami saya nggak bawa KTP saya, kita tinggal di jalan Surabaya kog" gw aga mundur, nempel dikit ke Mario, biar aura "suami-istri" makin ketara.

Akhirnya student-card'nya mario dibalikin, dan polisi itu ngasi kita pergi.


syuhhhhh, ga kebayang kalo tu polisi kebetulan lagi nyari duit, bakalan berabe urusannya. Kita berdua bakal digelandang ke kantor polisi terdekat, besoknya bakal masuk koran LAMPU MERAH dengan headline "gara-gara mabok dan ga bawa KTP, seorang wanita yang sedang bersama teman bulenya digelandang ke kantor polisi lantaran di kira PSK."


APA KATA DUNIA?!!

cinta 18 jam



Semarang, 21 November 2008

16.38
"kamu ini benar-benar bodoh.. Siapa yg bisa tidur dlm kondisi kamar hotel kaya gini coba!" wanita berpenampilan maskulin itu mamandang sekitar tempatnya berdiri dengan jijik, mengumpat dengan logat jawa Timurnya yang khas.
Aku melepaskan cardigan dan melemparnya begitu saja ke meja, untuk kemudian berbaring ogah-ogahan diatas ranjang.
Dia memungut cardiganku dengan sebal, lalu menggantungnya di lemari.
"ini salah satu bentuk kecerobohanmu, memilih hotel short time semacam ini, meletakkan baju asal-asalan. Ah.. kamu adalah tipe-tipe magnet pengundang bahaya terbesar, seseorang yang harus selalu dilindungi" ucapnya sambil duduk ditepian ranjang, persis disebelahku.
Aku bangkit, siap-siap beranjak.
"mau kemana?" tanyanya memandangku
"looking for food" jawabku sebal.
Dia tersenyum.
Tarikan tangannya yang tiba-tiba membuatku terjungkal, menindih badannya.
"aku sayang kamu, sangat sayang.. ijinkan aku melindungimu"
... dan tanpa permisi, dia mengecup bibirku ...

berhenti



'sampai kapan kamu akan begini terus, bersandar dipelukan tiap orang, untuk kemudian pergi begitu saja kalu kamu sudah bosan?' tanya sahabatku suatu hari
aku menjawab dengan gelengan
'jika waktunya sudah tiba, aku tau dengan pasti kapan harus berhenti dari semua ini' kataku dengan pasti

sampai beberapa saat yang lalu aku masih belum tau kapan waktu itu, waktu yang tepat untuk BERHENTI.

sampai beberapa saat yang lalu, aku masih saja menautkan tubuhku dari satu pelukan ke pelukan lain, walau hatiku tetap terbungkus rapi untuk satu orang nun jauh disana, it's not a big deal, berkencan dengan beberapa orang sekaligus, menemui orang-orang baru, percintaan demi percintaan, orgasme demi orgasme.. smua terlewat begitu saja tanpa arti.

Lalu kemudian, waktu mempertemukanku kembali dengan wanita ini.
wanita yang dulu pernah ada dihidupku, mengisi hari-hari pendekku.

dia bukan orang baru, karna nyatanya sudah lebih dari 4 tahun kami saling mengenal. Walaupun pertemuan terakhir kami meninggalkan luka yang dalam buat dia,
aku, seorang buluk, ternyata masih menjadi seseorang yang berarti buat hidupnya.

Bisa dibilang, kisah kami ini bukanlah happy-ending story.
walau sudah 4 tahun saling memendam cinta, akhirnya nasib mempertemukan kami dalam kondisi yang serba sulit.

masing-masing telah berpemilik.

godaan terbesar adalah, ketika kekasih kita jauh, butuh bahu untuk bersandar.. dan dengan tiba-tiba, cinta itu datang.
sumpah mati aku sama sekali tidak pernah bersedia untuk bermain hati, menanggalkan kesetiaan demi orang lain dengan melibatkan hati, itu haram hukumnya.

maka aku meninggalkannya.

kembali datang, bukan cinta yang ditawarkan.
dia, dengan segala kelemahannya, mencoba mengajak berdamai dengan hati kami masing-masing.
'hubungan kita tidak akan lebih dari seorang sahabat' tawarnya ketika dia mencoba kembali memasuki ritme hidupku
aku mengangguk, hubungan seperti inilah yang dari dulu aku cari dalam diri seseorang

dan kami benar-benar menjadi seorang sahabat, saling mendukung, saling menguatkan, dan tidak membiarkan seorangpun menganggu hubungan kami dengan patner kami masing-masing..

aku dan kekasih tercinta
dia dan belahan jiwanya

masing-masing terpisah jarak

tapi biarkan kami yang dekat, menjaga satu sama lain..

dan jika sekarang aku memutuskan untuk mengakhiri segala permainan konyol dengan banyak orang itu.. tak lain dan tak bukan adalah karna, aku ingin, hanya ada mereka.. hati-hati yang sedang kucoba untuk dibahagiakan..

sekarang, aku bisa berkata, bahwa inilah saat yang tepat untuk BERHENTI.

:: untuk cell, dan umur kita yang panjang ::

permintaan



2251 : buluk?
0744 : iya, sapa nh?
2251 : Ran
0744 : ran? Rannya vero?
2251 : iya
0744 : ada apa?
2251 : no.. just asking, kamu suka sama ve?
0744 : well, bohong kalo aku bilang ga suka sm dia. As friend owkay, but for more, I don’t think so. FYI, I have my own patner, and I take it seriously.
So, ap intinya?
2251 : aku mo balikan sm ve, km setuju?
0744 : aq ga punya kapasitas buat bilang setuju ato engga. Itu terserah kalian
2251 : Ve blg dia ga mw klo km g setuju.
0744 : just tell her, aq ga mw btanggung jwb atas kebahagiaan siapapun. She knows what I mean exactly.
2251 : owkay, kalo gitu boleh aq minta sesuatu?
0744 : wat?
2251 : tinggalkan dia.

selingkuh sama siapa?



Angin kepada buluk
“hey beibeh, aku lagi di tempat pacar nih..”
“owiya, kapan jadian?”
“baru seminggu ini”
“iya deh, yang langgeng, jgn kaya kemaren2”
“pasti.. yang ini beda pokoknya, dia cantik, baik, setia, pengertian”
“owiya, siapa namanya?”
“namanya pelangi”
“nice name”
“tapi aku masih boleh sayang sama kamu kan?”
“pasti. Sama siapapun kamu, aku masih bulukmu, nggak akan berubah”

Buluk kepada pelangi
“aku baru tau kalo kamu uda punya pacar”
“well, actually baru seminggu ini jalan”
“hmm, angin beruntung banget yah dapetin kamu”
“kamu juga kenal sama angin?”
“she’s my friend”
“waduh, kamu jangan bilang-bilang sama angin ya kalo kita sering jalan!”
“hahaha, masalah itu tenang aja, kalo sama aku mah bebas..”
“jadi, kita masih bisa jalan nih?”
“it’s up to u..”
“masih bisa kaya kemarin-kemarin?”
“hahaha, tetep ya, uda punya pacar, selingkuh jalan terus. Kalo mau kaya kemaren, kenapa engga ngajak pacar kamu sekalian, kita 3sum”
“wah, kamu ngga tau angin sih.. dia itu orangnya ga mungkin macem-macem, dia wanita paling setia yang pernah aku temui”
“owh, okay”

dalam suatu hubungan, yang paling penting adalah kepercayaan, seperti angin percaya kepada pelangi, dan pelangi percaya kepada angin.
Tapi harusnya kalian bertanya, dengan siapa kalian berselingkuh.

rinduku padamu

Ada satu malam dimana aku benar-benar ingin berbaring disampingmu dan menguraikan kerinduan ini bersama-sama..

Entahlah, semalam aku bermimpi, tentang kamu, tentang kita, bercinta..

Akhirnya aku mengakui kalau peribahasa itu selalu benar, kita akan mengetahui betapa berharganya seseorang saat dia sudah meninggalkan kita, dan aku menyadari, betapa kamu berarti ketika kita sudah tidak bersama lagi, bolehkah..?

Indah, hanya kata kata itu yang bisa kuterjemahkan sebagai penggambaran akan dirimu.

Ingat? Ketika pertama kali kamu mempersilahkan aku masuk kekamarmu, kau memandangku dari atas kebawah, menelitiku. Lucu menurutku, dan matamu itu, ah.. bagaimana aku tidak tertarik, sepasang mata yang menyelidik, juga senyummu, senyum yang penuh dengan kesombongan dan ketidak percayaan.

Perjumpaan pertama kita terasa sangat kikuk, menurutku, tapi entah kenapa.. matamu, senyummu, membutku ingin kembali mengunjungimu, lagi.. dan lagi..

Semuanya berjalan tanpa direncanakan, percintaan demi percintaan, orgasme demi orgasme, tawa demi tawa, kita jalani tanpa ada beban, tanpa ada ikatan, bukan begitu?

Tapi ternyata, hubungan seperti itu, mau tidak mau, bisa tidak bisa, selalu melibatkan hati, hatiku, hatimu, hati kita.

Ketika memeluk tubuh rampingmu menjadi kebutuhan lebih dari suatu keharusan, ketika membelai rambut panjangmu menjadi suatu kerinduan lebih dari keinginan.. aku tersadar, kalau aku tak bisa berkompromi dengan itu, membagi hati padamu adalah dosa, karna nyatanya aku, seperti yang kamu ketahui, telah berpemilik. Maka aku mematikan rasaku.

Kamu marah ‘kamu tidak realistis, bagaimana seseorang menggantungkan cintanya pada orang lain yang bahkan jaraknya ribuan kilometer dari sini?’ tanyamu suatu hari. Diamku menjadi jawab bagimu, dan kau tak bertanya lagi.

Bagiku, kalian berdua, kekasihku dan kamu, adalah dua hal yang saling melengkapi, yin dan yan, siang dan malam, hitam dan putih. Dan aku tak membutuhkan orang lain untuk melengkapi kisah kita.

Kau berkata aku tukang gombal. Bukan, itu hanyalah isyarat jujur dari dalam hati, hatiku lebih tepatnya.

‘apakah kau tidak risi bercinta dengan seorang pelacur sepertiku?’ tanyamu.. kemudian aku memelukmu

‘bagiku, semua pekerjaan sama, menukar apa yang menjadi miliknya dengan uang, begitu juga yang kamu lakukan, walaupun dengan cara yang berbeda. Aku akan sangat bahagia kalau kamu berhenti melakukannya, tapi kalau tidak, itu adalah hakmu, karna bahkan kau mengenal pekerjaan ini terlebih dahulu daripada aku’ bisikku ditelingamu.. sekali lagi kau menuduhku tukang gombal, bukankah sudah kukatakan kepadamu, itu hanyalah isyarat jujur dari dalam hatiku.

‘jangan mencintaiku’ aku mengingatkanmu ‘aku sudah berpemilik, dan mencintaiku hanyalah sia-sia, itu akan menyakitimu, sedangkan hal yang paling kubenci adalah melihatmu terluka’ aku menambahkan.

Tapi nyatanya, kata-kataku tak kau indahkan.

‘tinggalkan dia, bersamalah denganku’ pintamu

aku menggeleng.. saat itu aku tau, waktuku bersamamu sudah selesai.

Maka aku berkemas, meninggalkanmu.

‘aku benci mengucapkan good bye, maka biarlah aku berkata see you again’ pamitku

kamu tersenyum, masih dengan senyum yang sama ‘setelah semua yang kita lalui, setelah semua hal yang kamu lakukan, apakah kamu berpikir aku masih ingin bertemu denganmu?’ kamu membalik kata-kataku

Perpisahan, begitu menyakitkan. Tapi kita sampai dipersimpangan ini, dan mengambil jalan kita masing-masing.

Kamu, yang membuatku jatuh cinta.. bahkan sampai sekarang.

Maka jika kamu membaca ini, walaupun rasanya tidak mungkin, aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun. Bahagialah, dengan siapapun kau bercinta, vella.