Ingat? Ketika pertama kali kamu mempersilahkan aku masuk kekamarmu, kau memandangku dari atas kebawah, menelitiku. Lucu menurutku, dan matamu itu, ah.. bagaimana aku tidak tertarik, sepasang mata yang menyelidik, juga senyummu, senyum yang penuh dengan kesombongan dan ketidak percayaan.
Perjumpaan pertama kita terasa sangat kikuk, menurutku, tapi entah kenapa.. matamu, senyummu, membutku ingin kembali mengunjungimu, lagi.. dan lagi..
Tapi ternyata, hubungan seperti itu, mau tidak mau, bisa tidak bisa, selalu melibatkan hati, hatiku, hatimu, hati kita.
Ketika memeluk tubuh rampingmu menjadi kebutuhan lebih dari suatu keharusan, ketika membelai rambut panjangmu menjadi suatu kerinduan lebih dari keinginan.. aku tersadar, kalau aku tak bisa berkompromi dengan itu, membagi hati padamu adalah dosa, karna nyatanya aku, seperti yang kamu ketahui, telah berpemilik. Maka aku mematikan rasaku.
Kau berkata aku tukang gombal. Bukan, itu hanyalah isyarat jujur dari dalam hati, hatiku lebih tepatnya.
‘bagiku, semua pekerjaan sama, menukar apa yang menjadi miliknya dengan uang, begitu juga yang kamu lakukan, walaupun dengan cara yang berbeda. Aku akan sangat bahagia kalau kamu berhenti melakukannya, tapi kalau tidak, itu adalah hakmu, karna bahkan kau mengenal pekerjaan ini terlebih dahulu daripada aku’ bisikku ditelingamu.. sekali lagi kau menuduhku tukang gombal, bukankah sudah kukatakan kepadamu, itu hanyalah isyarat jujur dari dalam hatiku.
Tapi nyatanya, kata-kataku tak kau indahkan.
‘tinggalkan dia, bersamalah denganku’ pintamu
aku menggeleng.. saat itu aku tau, waktuku bersamamu sudah selesai.
Maka aku berkemas, meninggalkanmu.
‘aku benci mengucapkan good bye, maka biarlah aku berkata see you again’ pamitku
kamu tersenyum, masih dengan senyum yang sama ‘setelah semua yang kita lalui, setelah semua hal yang kamu lakukan, apakah kamu berpikir aku masih ingin bertemu denganmu?’ kamu membalik kata-kataku
Maka jika kamu membaca ini, walaupun rasanya tidak mungkin, aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun. Bahagialah, dengan siapapun kau bercinta, vella.
0 komentar:
Posting Komentar