ini bukan surat cinta, hanya sebuah pernyataan hati.



Entah berapa kali aku berhasil menghalau ingatanku untuk melupakanmu. Walau nyatanya, tanpa permisi kau datang padaku melalui mimpi. Apakah itu suatu pertanda, atau isyarat alam.. bahwa disudut hatimu, kau juga memikirkan aku?

Mungkin, ini keseribu kalinya aku memikirkanmu hari ini,
Sehari, 24 jam, 1440 menit, 86.400 detik, dibagi seribu, maka akan ketemu angka 86,4.. yang artinya, per delapan puluh enam koma empat detik sekali, aku mengingatmu.
Mengingat senyummu, mengingat nafasmu, mengingat baumu.
Bukankah kita harus berterima kasih kepada Tuhan, bahwa nyatanya, Dia yang Maha Kuasa, menciptakan otak manusia begitu canggihnya, sehingga bisa menerjemahkan segala hal, bahkan yang tidak ingin kita ingat sekalipun.

Hal yang paling menakutkan bagi kebanyakan orang adalah tidak dicintai, tapi bagiku, hal yang paling menyakitkan adalah, kau berdiri disampingku, dan kau tak tau bahwa aku mencintaimu.

Cinta.. Kau bertanya, semudah itukah aku mencintai.. karna mungkin nampak bagimu, tidak ada bedanya bagiku, aku mencintai atau tidak.
Kau meyakinkanku, bahwa perasaan cinta ini hanya salah satu bagian dari rasa penasaran, rasa ingin memiliki.
Lalu aku hanya tersenyum, memang benar, bagimu tak ada bedanya, dicintai atau tidak olehku, karna kau tetap akan mendapatkan tubuhku, hal yang aku tau memang sangat kau inginkan.

Lalu apa?

Setelah kau meniduriku,
Begitu saja kau hempaskan seluruh rasaku.

Bukan,
Aku tak akan pernah menyalahkanmu,
Tak akan pernah mengutukmu karna kamu begitu mempesona, karna kamu telah memikatku tanpa melakukan apapun.. (sadarkah kau, dalam diampun kau tampak begitu menarik?)

Ah, mungkin kau akan terkesima,
Terkejut.. betapa ternyata, perjumpaan kita membawa dampak yang begitu hebat kepada seorang manusia, aku.

Kau bilang kita sama brengseknya, jadi percuma mengumbar kata-kata manis, rayuan gombal yang tak berarti, karna itu hanya untuk anak belasan tahun..
Dan akupun mengiyakan, lihatlah.. dengan memandang kedalam matamu saja, aku sudah tau apa yang hendak kau katakan.. bukankah itu sungguh romantis?

Bukankah setiap orang yang jatuh cinta bisa jadi sangat-sangat puitis..
Maka kurangkaikan kata, ku isyaratakan keberanian untuk menuliskan 3 kata ini padamu.. seperti anak SD belajar mengeja, akupun mengucap dengan terbata.. AKU-CINTA-KAMU.

Kamu terpaku, seperti baru mendengar berita duka.. kau tak sanggup berkata.
Kamu menggeleng, mengetahui bahwa ada satu orang lagi yang mencintaimu, seperti menambahkan ber’ton-ton beban ke atas pundakmu.

Ah, ternyata kamu sudah salah paham..

Bukankah sudah kukatakan, cintaku membebaskan.
Membebaskan kamu untuk mencintai atau tidak mencintai aku.
Karna cinta adalah hak, dan tidak akan pernah jadi kewajiban.
Maka sekali ini saja aku bertanya, Apakah pernah ada aku disudut hatimu?
(kutunggu jawabanmu di kaki pelangi)

0 komentar: