PATNER


teringat obrolan dengan seorang teman ketika makan siang beberapa saat yang lalu. Seorang pria setengah baya, sekitar 36an usianya. Rambutnya juga sudah aga menipis dibeberapa bagian, yang pastinya, kalo ada yang melihat aku siang itu, mereka akan mengira kalau aku sedang kencan dengan mas-mas disiang bolong, hehehe..

Dia seorang aktivis kesetaraan Gender, sudah menikah 2 kali, dan yang terakhir ku dengar, dia menyunting seorang Janda satu anak dari Jogja, itulah sebabnya akhir-akhir ini, aku jarang sekali bisa bertemu dengan sahabatku itu, selain mengingat pekerjaannya yang mengharuskan dia bolak-balik Smg-Jog-Jkt.

Seperti biasanya, obrolan kami berkisar ke hal-hal yang tidak penting walau kadang-kadang sering terjadi perdebatan kecil tentang hal-hal yang mungkin sifatnya tidak prinsip.
tapi yang membekas di ingatanku adalah pembicaraan kami siang itu tentang patner.

Dengan setengah bercanda, aku menanyakan tentang kebiasaanya yang suka 'tidur' dengan teman-temannya, yang gosipnya sering kudengar sejak awal kami berteman.

Buluk : emang ga bisa ya mas, seorang suami setia hanya dengan satu wanita. Istrinya i mean, mengingat sekarang mas udah nikah, tapi hobi 'bobo-bobo siang' masih jalan terus?
Mas2 : dalam hidup ini, segala hal memang ga bisa dijelaskan dengan hanya sekedar tindakan atau kata-kata.. begitu juga dengan kesetiaan.
Buluk : Trus, apa artinya pernikahan kalo gitu?
Mas2 : Menyerahkan hati kita pada seseorang yang telah kita pilih untuk menjadi patner hidup.
Buluk : begitukah..? lalu bagaimana dengan teman-teman mas yang udah mas 'tidurin'?
Mas2 : hahaha, kadangkala kita tidak bisa begitu saja hidup dengan satu patner..

Pembicaraan tentang patner itu terus berlanjut, membuatku mengangguk-angguk. Mau tidak mau aku harus mengakui pendapatnya, mengiyakan kebenaran pola pikirnya.
Menurutnya (yang belakangan juga menjadi 'menurutku') patner ada 2 macam, patner hidup dan patner ranjang. Keduanya memiliki batasan tipis, namun tetap memiliki perbedaan.

Patner of life, tempat kita berbagi hati, mencurahkan segala hal, seseorang yang kita percayai untuk menyentuh bagian dasar dari jiwa kita. Seseorang yang dengannya kita ingin berbagi segala hal dalam hidup: sedih-gembira-suka-duka. seseorang yang sering kita sebut sebagai belahan jiwa. Seseorang yang tanpanya kita tidak bisa hidup. Itu yang disebut patner of life.

Tapi tidak bisakah patner of life menjadi patner on bed?

Jawabannya tentu saja bisa. Mungkin kita beruntung menemukan seseorang, yang bukan hanya sempurna dalam memahami kita, mencintai dan melindungi kita, tapi dia juga hebat diranjang, good kisser, seseorang yang bisa membuat kita melayang berkali-kali.

Masalahnya, terkadang orang yang kita cintai tidaklah sesempurna itu. Pasangan yang kita miliki tidak datang dengan paket yang komplit.. dan akhirnya kita (atau gw lebih tepatnya) mencari apa yang dinamakan patner on bed itu.

then, i found her. Mereka, si patner on bed itu.. sanggup memberikan apa yang selama ini kita cari. tapi sayangnya, mereka, karna beberapa hal tidak bisa (atau tidak mau) menjadi patner of life.

Kembali ke pembicaraan kami, aku dan si mas2 itu, akhirnya berhasil menyimpulkan, bahwa keberadaan si patner of life dan patner on bed itu bukanlah bentuk dari ketidak setiaan, tapi merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.. memberikan warna tersendiri dalam hidup.

mungkin banyak yg berfikir kalo diriku ini adalah orang brengsek kronis.. bolehlah.
i just wrote what i want to write, rite?!

jadi, seperti kata Gerry Chocolatos: satu, mana cukup..

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Bukannya mereka tidak mau. Hanya tidak berani saja. Menemukan partner of life adalah hal yang sulit. Kadang untuk menemukannya harus melalui rentang waktu yang luar biasa lama, melalui berbagai proses, melalui berbagai test, melalui beberapa orgasme dengan beberapa orang.

Anonim mengatakan...

mungkin..

Anonim mengatakan...

Kamu gak brengsek kok, de! Cuma sedikit bandel n masih dalam fase pencarian aja. So, punya pikiran nakal seperti itu masih termasuk hal yg wajar kali, ye...

Eh, tp ada satu bagian nyang agak2 kurang ajar, neh : "setengah baya, sekitar 36an usianya. Rambutnya juga sudah aga menipis dibeberapa bagian"

Ck-ck-ck, gw tersungging, neh. Kesannya umur segitu dah tuir banget kali, yee... Belon kopi darat ama Jupie n the gank, sih... kalo dah ketemu kita di jamin 1000%, kamu pasti bakal geleng2 tengleng. Kagak kalah lincahnya dah kalo dibanding brownies kaya kamu. "Lincah dan Sudah Terarah" Cieee... Narsis abiz, neh.

Btw, 1st meeting yg dulu masih lanjut, kaaannn??? (*Jangan bilang dah lewat lagi, ye... sentil neh ama kk)

si buluk mengatakan...

sep sep seppp..berkat doa kk, 1st meeting sukses (hlah, emang ujian)

waa, saia tidak bermaxud menyinggung anda2 yg sudah setengah baya, sekitar 36an usianya dan yg rambutny sudah menipis dibeberapa bagian.. hanya melihat kenyataan dilapangan, kqkqkq

*mata mengerjap-ngerjap
mau dong kodar sm jupie n the gank yang lincah dan terarah.. mantaff tu kayanya

(waa, jgn2 saia mengidap oedipus complex, sampai ibu2 arisan mau dikecengin juga?!)