Dear diary,
hari ini hati gw patah.
cieeee.. sok-sok pake 'dear diary', kaya abg aja..
tapi bener, gw lagi patah hati. sedih? sluruppp *ngelap ingus*, cukup 24 jam saja, sisanya gw teriak "thanks God".
patah hati, berarti gw masih punya hati :)
patah hati, berarti siap untuk kisah baru :)
patah hati, berarti jeda untuk orang ngusilin hidup gue :)
Selamat datang kawan lama,
mari bertualanggg!! *cringggg
hati yang patah
Diposting oleh si buluk 0 komentar
Label: interlude
mixture-feelings.
a bar of bitter dark chocolate.
a double sour orange.
the mix of vodka, jackdeeh and softdrinks.
damn! life is good.
(buluk, iri dan cemburu)
Diposting oleh si buluk 0 komentar
Label: day dream
jadi stalker
berkat bantuan om google, malam ini gw sukses jadi stalker. tinggal ketik nama lengkap, email, ato nick name yg paling beken di gunakan..jrenggg, engingeng.. ketauan smua deh. ternyata si a uda jd pns, si b uda dpt pacar baru, si c nulis blog nyebelin. dari foto2 mantannya c sampe apa aja yg mrk tulis pas pacaran dulu.
oke, janji. ini kali terakhir buat mereka nyungsep di otak gw.
you know what? go to hell and fuck yourself.
(jkt, diambang subuh.)
Diposting oleh si buluk 2 komentar
Label: point of view
Why Wai?
“I’ve told you! I’ve told you” Wai mondar-mandir, mengatakan hal yang sama ribuan kali.
Aku memandangnya, dengan tatapan yang masih sama sejak sejam yang lalu.
“putusin dia” kali ini mukanya serius sekali, seolah-olah memintaku untuk memutuskan antara hidup dan mati.
“ssstt…” aku memejamkan mata, menghela nafas panjang, lalu memintanya untuk mendekat.
“listen..” aku menunjuk ke arah jantungku. “listen its beats”
Dia mundur, lalu meringkuk di pojokan, persis seperti anak anjing yang ketakutan.
“Aku bersalah.. aku bersalah..” teriaknya panik, air mata mengalir satu-persatu melewati pipinya. Aku memeluknya, mencium aroma sama dari rambutnya, aroma strawberry yang selalu memabukkan.
“bukan kamu, tapi kita. Kita yang salah” Aku mencoba membuatnya tenang, tapi matanya tetap jalang, antara kemarahan dan luka.
“Aku hanya mencoba melindungi kamu” ucapnya lirih, diselingi isakan yang tidak berhenti.
Aku mengangguk, terpejam, flashback pada semua hal yang baru saja terjadi.
“Dari dulu semua orang melukaiku, tidak pernah menganggap aku penting” wanita di hadapanku memandangku dengan penuh kemarahan.
Aku menghela nafas panjang, menghitung mundur dari 5 sampai 1, hal yang selalu aku lakukan ketika emosi mulai tidak terkendali.
“Dengar, semua orang mencintaimu, tapi kamulah yang selalu tidak pernah percaya bahwa mereka mencintaimu, termasuk aku” aku mencoba sesabar mungkin. Wai mulai berteriak-teriak memohon untuk keluar, aku kembali menarik nafas, menghitung lagi dari 5 sampai 1. Aku sudah sangat marah dan tidak ingin memperparahnya dengan membiarkan Wai mempengaruhiku.
“Bullshit, kamu dan semua orang sama saja” Wanita di hadapanku berteriak, persis di depan mukaku
“Maka kamu tau siapa yang harusnya mengintrospeksi diri, tidak mungkin aku dan orang lain melakukan hal yang sama padamu tanpa sebab”
Wanita itu memandangku tajam, genderang permusuhan telah di tabuh, dan aku tidak mungkin menghentikannya, aku tahu itu.
“Bangsat, biarkan aku bicara!!” Wai berteriak di telingaku.
“Aku kasian sama kamu!” Kali ini Wai berkata pada wanita itu, dengan tajam, dengan ekspresi yang membuat siapapun yang melihat ingin menyiramnya dengan air keras.
Wanita di hadapanku memicingkan matanya “apa kamu bilang?!” teriaknya tiba-tiba, dengan 1 tangan yang mencekik leherku.
Seketika aku limbung, tidak kuat menahan berat tubuhnya yang jauh lebih besar dariku. Tangannya masih menekan leherku, dengan kemarahan yang mencoba untuk dilampiaskan.
“Apa kamu bilang” Dia mengulangi kata-katanya, dengan muka yang sangat dekat dengan mukaku.
Wai tersenyum menyaksikan adegan itu “kasihan deh lu” ucapnya menghina.
Wanita di hadapanku melepas tangannya, aku terbaring di lantai, Wai masih dengan senyumnya yang sama.
“Kasihan deh lu” Wai berucap, yang kemudian diikuti dengan cekikan dileherku, yang terakhir aku lihat adalah kebencian pada mata wanita di hadapanku, dan tekanan pada leherku.
“Bangsat!” Wai menarikku, mengambil helm putih yang tergeletak di sebelahku dan memukulkannya ke kepala wanita dihadapanku.
Wanita itu terjengkang, Wai tidak memberikan kesempatan padanya untuk membalas, pukulan kembali di arahkan bertubi-tubi ke kepalanya. Wai kalab, aku memejamkan mata, menarik nafas, menghitung dari 5 sampai 1.
Dan tanpa ampun Wai menendang perempuan itu dari belakang, memukulnya, menamparnya berkali-kali, tanpa henti.
“aku tidak akan membalas” perempuan itu terdiam, dengan muka yang memerah, entah dengan kesakitan yang tidak bisa aku bayangkan.
“Aku pelacur, hah?!” Wai kembali berteriak, menamparnya, memukulnya.
Aku mundur, menjauh, merasakan sakit yang teramat sangat. Hatiku telah dicabik, wanita yang aku cintai sedang menangis, menahan sakit, dengan luka yang bukan hanya didada, tapi juga di tubuhnya.
Wai berhenti, memandang semua kekacauan yang telah di timbulkannya. Tidak ada seorangpun yang boleh diperlakukan dengan kasar, tidak boleh ada wanita yang dilukai.. dan aku melihat dia, wanita dihadapanku, kekasihku, jantung hatiku.. mengalami semua itu.
“Tampar aku, pukul aku, kalau perlu potong tanganku” Wai memohon
Aku menggeleng, menarik tangannya dan meletakkannya ke dadaku.
“Lihat, Wai, rasakan.. Jantungku sudah berhenti berdetak” ucapku.
“Ini semua salahku” dia memandangku, matanya redup.
“Ssst.. pergilah, aku yang akan menyelesaikan ini” aku tersenyum, tipis, lelah dan kesakitan juga.
Kamarku malam itu kosong, berantakan. Aku meringkuk di salah satu sudutnya. Air mataku telah berhenti mengalir, bahkan telah mengering, tapi aku belum berani bergerak. Udara disekelilingku berwarna pucat, membuatku yakin bahwa dengan menghirupnya saja darahku akan berhenti mengalir.
“aku tidak pernah bisa mentolerir seseorang yang berani menyakiti wanita secara fisik” ucapanku bertahun-tahun lalu kembali terngiang, diputar di otakku seperti rekaman.
Aku memandang tanganku, masih panas dan perih, bahkan kulit dan rambut kekasihkupun masih terasa disitu.
Diposting oleh si buluk 0 komentar
Label: day dream
Semanggi oh Semanggi..
semalem dateng ke Language Swap CS.
Bener-bener perjuangan yang berat. Menempuh perjalanan hampir 2 jam hanya untuk mencapai semanggi, dengan perasaan was-was dan takut nyasar. Yang lebih nyebelin lagi, bis dari grogol ternyata nglewatin slipi, which is jarak Slipi semanggi adalah tidak terlalu jauh dan which is lagi, kost sama slipi adalah sangat dekat. Sehingga logikanya saya ga perlu semenderita kemaren untuk mencapai Semanggi karena rute yang benar adalah: Kost-Slipi-Semanggi (-/+ 30 menit), bukan: Kost-Grogol-Semanggi (-/+ 2 jam)
Oh my.. dan juga kemaren naek bis gede, seukuran Damri, yang sesek, sumpek panas dan ga dapet tempat duduk. Lewat tol. Lama. Pengap. Kehabisan nafas. Bau ketek campur bau parfum ibu-ibu.
Menjerit-jerit dalam hati.. baru saat itu hampir nangis.. Oh Gosh, susahnya jadi orang Jakarta!
Oke, setelah sampe semanggi, muter-muter di Food court buat nyariin anak-anak CS. Sms Joy, ternyata Lang-swapnya dipindah ke lantai 9.
Err.. begitu masuk lift langsung menciut drastis, ini tombolnya kog sampe lantai 5 aja?! huhu.. apaan nih?
Akhirnya dengan semangat 45 yang sudah agak meredup, saya ngikutin orang aja naik ke lift tsb (itu tuh.. yang tadi sampe lantai 5 aja, dengan catatan: saya sudah 3 kali naik turun pake lift itu, 2 kali muter escalator hanya untuk mencari dimanakah jalan menuju lt 9).
Dengan muka lempeng, saya mepet-mepet ke belakang, nguping pembicaraan orang-orang tersebut dibelakang saya.
Cewek 1: Kantor gw di lantai 6.
Cowok: (diem aja)
Cewek 2: Ni kita ke lantai 9 dulu aja yak.
(dalam hati: yess.. saya akan mengikuti mereka menuju lantai 9)
Begitu lift terbuka di lantai 9, buru-buru saya jalan di depan mendahului mereka, dengan muka tetep lempeng dan se-cool mungkin (tipe-tipe muka ‘saya tau kok gimana caranya ke lt 9, saya ga nyasar kok, err.. saya tau ini jalannya). Meskipun dalam hati berteriak ‘yesss.. akhirnya nyampe juga!’
Yang penting muka harus jaim. Biarpun aslinya udik, jangan pernah keliatan kalo kamu udik. Itu prinsipnya.
Begitulah, saya girang banget karena dengan penuh perjuangan akhirnya nyampe juga ke tempat tersebut. Yippie.. solaria. My fav place to eat! (Just Fyi, saya suka Solaria hanya karena warnanya ungu)
Oke.
Solaria (yang ada tulisannya ‘sosialita’) ini oke banget. Separo open air, dan bisa ngeliat City light Jakarta dari atas (lagi-lagi) sambil makan kwetiaw.
Tempatnya ga terlalu penuh, jadi bisa langsung nebak dimanakah anak-anak CS berada. Mereka duduk di meja panjang. Kira-kira 20an orang. Dan dengan culunnya saya duduk di meja sebelahnya karena ga berani nyamperin dan langsung tanya ‘anak CS ya?’ (seperti yang normalnya anak CS akan lakukan kalo ketemu CSer yang lain)
Joy langsung tlp saya begitu saya kirim sms kalau saya sudah nyampe di Solaria. Dan seperti orang bego, kita telpon-telponan sambil nanya ‘kamu dimana?’ padahal kita berdiri persis sebelahan.
Dan saya langsung merasa hangat. Anak-anak Cs yang ini terlihat sangat ramah. Mereka langsung mempersilahkan duduk dan ngajak kenalan satu persatu. Mereka memperlakukan saya seolah saya bagian dari mereka (terharu is Mode ON) dan Joy, terutama, menjelaskan sama saya tiap hal yang mereka bicarakan. Aga seperti orang bodoh sih, tapi oke lah. Saya merasa nyaman dengan mereka.
Sedihnya, acara dimulai jam 7 dan saya baru dateng jam 8.15. Game sudah hampir berakhir, so, I got nothing dari Lang-swap ini. Dan ternyata oh ternyata, hari itu adalah Lang-swap terakhirnya Joy karena dia mesti balik ke Aussie.
Err.. oke, saya ga sedih, malah hepi karena dapet Black Forest dari Farewall partynya Joy. Language Sweap ini keren juga, karena di akhir acara Joy di daulat untuk memberikan semacam speech dalam bahasa Indonesia dan dia lancar abis. Bayangin, seseorang yang sama sekali nggak pernah ngomong bahasa sebelumnya, hanya selama 3 bulan doi bisa jadi lancar seperti itu. Hoho, great! *tepuk tangan*
Giliran saya yang disuruh berdiri dan memperkenalkan diri, beberapa kali dibenerin sama Joy karena salah tenses. (Tuuu kan, mayan dapet korektor kayak Joy secara gratisan, sayangnya kemaren Lang-Swap terakhir doi )
Jam 9.30 acara kelar, dengan sangat baiknya anak-anak itu mencarikan orang-orang yang searah dengan saya untuk pulang. Dapet satu anak, balik bareng dia. Tapi setelah 3x kenalan, saya nyerah deh karena begitu dia nyebutin namanya, dengan canggih pula 2 menit kemudian saya langsung lupa.
Hikmah yang bisa dipetik dari acara Language Swap kemaren:
1. tau kalo Slipi lebih deket dari pada Grogol.
2. Benhil itu dekat sama Semanggi (uda hopless aja waktu ngira nyasar pas turun bis)
3. Jangan males bawa payung karena nggak akan tau kapan hujan turun.
4. Kalo di Jakarta, apalagi jalan ke tempat yang belum familier, harus pinter mepet dan nguping pembicaraan orang karena banyak informasi yang bisa di dapat(contoh: saya jadi tau kalau cewek 1 yang di lift kerja di lantai 6, err.. ini sama sekali nggak penting sih).
5. Tau kalo ternyata kita bisa dapet sponsor pas back-packeran ke luar negeri asal bikin proposal dulu (ini juga hasil nguping).
6. Dapet tambahan tempat menarik untuk dikunjungi kalo mau lihat city-light Jakarta: Solaria Plaza Semanggi lantai 9.
7. Joy itu matanya bagus *hehehe*
Diposting oleh si buluk 2 komentar