aku mabuk cintamu




belum larut, ketika aku memutuskan untuk menemui dia, perempuan imajinasiku

rambutnya masih sepanjang dulu, beberapa bulan yang lalu, terakhir ketika aku bercinta dengannya.

“kau merindukanku?” tanyanya lirih, nafasnya menyentuh tengkukku, menimbulkan sensasi yang tidak bisa tergambarkan dengan kata-kata.
“sepertinya begitu” jawabku sambil membalikkan badan, sehingga kami berada dalam posisi berhadap-hadapan.
Mata jernihnya memandangku, mencari cari kebenaran dalam ucapanku, hal yang selalu dilakukannya.
“ceritakan padaku, siapa dia, yang membuatmu berhenti memikirkan aku” tanyanya
Aku menggeleng, merapatkan tubuhku.
“dia, yang walaupun tak melakukan apa-apa, telah membutku jatuh cinta”
Dia terkekeh “sehebat itukah?”
Aku mengangguk
“tapi aku lelah, ingin mengakhiri semua” kataku
“hentikan, kalau kau bisa” sambil berbaring, dia melingkarkan lengannya ke leherku, bergelanyut manja.
“masalahnya, tidak semudah itu.. merelakan cinta yang tidak pada tempatnya ini”
Dia memainkan anak-anak rambutnya, mengawasiku
“apakah dia membalas cintamu” tanyanya
“sepertinya..” aku berhenti sejenak “tidak” lanjutku mantap
Dia mengangguk, mencoba mengerti apa yang sedang kurasakan
“jadi apa yang kamu inginkan?” tawarnya kemudian
Aku terdiam, berfikir,
“menukar yang kumiliki, dengan semalam saja ada dipelukkannya” jawabku ragu
“apa yang kau miliki?”
“cinta untuknya”

Dia tersenyum.. “andaikan bisa” bisiknya

Belum larut, ketika dia membiarkanku mengecup bibirnya, dan kamipun bercinta.
Aku dan perempuan imajinasiku.

0 komentar: